Apakah Anda pernah mendengar istilah Reverse Psychology Marketing? Sebelum membahas lebih jauh kesana, Anda perlu memahami definisi dari Reverse Psychology terlebih dahulu. Reverse Psychology dalam marketing mungkin belum begitu familiar di telinga masyarakat luas, akan tetapi strategi ini telah banyak digunakan oleh brand-brand dalam memasarkan produknya. Lantas apa itu Reverse Psychology dan bagaimana penerapannya dalam dunia marketing? Anda bisa simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Pengertian Reverse Psychology
Jika ditranslasi ke dalam Bahasa Indonesia, Reverse Psychology memiliki arti psikologi terbalik. Dimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan proses mental yang normal maupun abnormal yang berpengaruh pada perilaku atau bisa disebut juga sebagai ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Sedangkan terbalik memiliki arti keadaan atau berkedudukan berlawanan dari yang biasa (contohnya seperti yang di belakang menjadi di depan, yang di luar menjadi dalam, yang diatas menjadi dibawah, dan lainnya).
Jadi, dapat diartikan bahwa Reverse Psychology adalah teknik untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang berbeda dengan hasil yang diinginkan. Dalam teknik ini mengandalkan kondisi manusia yang tidak suka diberi tahu mengenai hal apa yang harus dilakukan, sehingga membuat orang tersebut kemudian terpaksa melakukan sesuatu dari yang sebenarnya dimaksudkan. Jadi bisa dibilang teknik ini adalah teknik manipulasi yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu hal yang sebaliknya. Menurut Eaglebloom, Reverse Psychology ini merupakan kemampuan untuk membuat seseorang mengambil tindakan A (yang sebenarnya diinginkan) dengan memberi pilihan sebaliknya (tindakan B).
“Jangan rindu, berat. Kamu nggak akan kuat, biar aku saja.” Apakah Anda sering mendengar kalimat pada kutipan tersebut? Nah, kalimat pada kutipan tersebut merupakan salah satu contoh dari Reverse Psychology! Bentuk-bentuk dari Reverse Psychology memang sangat beragam, seperti mendorong kebalikan dari perilaku, melarang perilaku, dan mempertanyakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Lantas bagaimana penerapan dari Reverse Psychology dalam dunia marketing?
Mengenal Reverse Psychology Marketing
Setelah mengetahui definisi dari Reverse Psychology dan contohnya, Anda bisa mendapatkan gambaran mengenai Reverse Psychology Marketing. Sederhananya, teknik reverse psychology marketing ini digunakan untuk membuat calon konsumen membeli produk suatu produk dengan cara membuat audiens merasa penasaran dan tertantang dengan apa yang tidak Anda anjurkan.
Penggunaan Reverse Psychology Marketing ini lahir dari fakta bahwa banyak orang tidak ingin menuruti apa perkataan atau saran dari orang lain. Karena kebanyakan dari individu lebih suka memiliki kontrol atas dirinya sendiri dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pembelian. Itulah sebabnya kata-kata promosi yang mengarahkan pelanggan untuk melakukan pembelian justru menyebabkan mereka enggan untuk membeli dan tidak tertarik.
Dari situlah akhirnya menggunakan strategi Reverse Psychology Marketing, dimana brand atau merk menyarankan untuk melakukan pilihan lain atau kebalikannya dari sesuatu yang sebenarnya diinginkan. Misalnya ketika Anda ingin calon konsumen melakukan pembelian, maka berikan pesan pemasaran yang terkesan kontra atau berkebalikan. Meskipun demikian, teknik pemasaran tersebut bisa efektif membuat calon konsumen dan audiens penasaran dan tertantang, sehingga pada akhirnya mereka melakukan pembelian atas kehendak mereka sendiri.
Contoh Penerapan Reverse Psychology Marketing
Salah satu penggunaan Reverse Psychology dalam dunia marketing yang paling terkenal yaitu dengan teknik “don’t think of a white bear”. Contohnya yaitu iklan yang menggunakan kalimat larangan seperti “Jangan beli sepatu ini”. Dengan memberi larangan untuk ‘tidak membeli’ sepatu, iklan tersebut justru membuat audiens ‘ingin membeli’ karena mereka enggan menuruti iklan tersebut, sehingga bereaksi sebaliknya dari yang disampaikan dan berakhir munculnya keinginan untuk membeli produknya. Adapun contoh penerapan Reverse Psychology marketing lainnya antara lain sebagai berikut:
- Penjual biasanya akan selalu menampilkan produk terbaik dengan harga yang mahal dan diiklankan bahkan di review oleh orang terpercaya. Saat penjual menampilkan produk lain yang harganya jauh lebih terjangkau, pembeli justru akan memilih produk yang terjangkau dan tidak terlalu diiklankan atau tidak digembar gemborkan tersebut. Karena penjual memasarkan produk mahal agar calon konsumen membeli produk mereka yang lebih terjangkau. Brand Volkswagen juga pernah melakukan iklan ini dengan menggunakan bintang basket populer super tinggi yaitu Wilt Chamberlain. Dengan menunjukkan bahwa meski mobil berukuran kecil, siapapun yang memiliki tinggi seberapapun dapat mengendarai mobil ini.
- Brand Patagonia juga pernah menggunakan Reverse Psychology Marketing dengan tagline “jangan membeli jaket ini”. Sehingga audiens atau calon konsumen yang penasaran kemudian akan membeli jaket tersebut.
- Tidak hanya itu, perusahaan makanan Zooba asal Mesir juga pernah menggunakan teknik Reverse Psychology Marketing dengan mengumpulkan review-review buruk atau negatif sebagai bahan pemasaran mereka. Kemudian mereka meluncurkan varian baru dari produk mereka dengan harga yang lebih murah.
Itulah rangkuman mengenai Reverse Psychology Marketing dan contoh penerapannya. Tidak hanya Reverse Psychology, strategi marketing terus meningkat dan bertambah seiring dengan perkembangan perilaku masyarakat dan perkembangan zaman. Banyak sekali strategi marketing yang unik dan mungkin bisa Anda terapkan untuk memasarkan bisnis Anda. Nah, Sosiakita juga merangkum informasi dan tips lainnya seputar strategi marketing , digital marketing, dan bisnis untuk Anda, yang bisa Anda baca di Sosiakiata Blog tentunya!
Anda tentu tidak ingin usaha marketing Anda monoton atau itu-itu saja, bukan? Makanya, yuk, konsultasikan kebutuhan marketing bisnis Anda dengan Sosiakita. Karena Sosiakita menyediakan berbagai layanan digital marketing yang berkualitas untuk meningkatkan performance bisnis Anda, seperti pembuatan website, pengembangan web, optimasi ads, optimasi SEO, hingga pembuatan campaign dan konten-konten untuk website dan sosial media bisnis Anda menjadi lebih menarik, berkualitas, dan profesional. Tunggu apalagi? Hubungi sosiakita sekarang juga dengan klik disini atau langsung menuju halaman resmi kami di sini dan temukan kami di LinkedIn, Facebook, serta Instagram untuk mengetahui informasi terupdate lain dari Sosiakita.
0 Comments